Sahut-sahutan Sahalawat sudah berkumandang sejak habis shalat subuh di surau-surau dan Masjid pertanda bahwa hari besar itu telah tiba.
Dimulai habis shubuh orang-orang tampak ramai bersiap-siap untuk memulai hari mereka guna menunaikan hajat para ahlul bait. Para tuan rumah tampak tak kalah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya menyambut para tamu yang berbondong mulai memasuki halaman pelataran mereka.
Sudah menjadi kebiasaan pada setiap tanggal 12 Rabi’ul awal, di daerah banua gambut selalu diadakan acara memperingati maulid nabi.
Tepatnya di kelurahan Gambut, ada 9 buah rumah yang telah terpilih dalam sebuah Arisan Mulud yang setiap tahun digelar guna memeriahkan hari kelahiran nabi besar Muhammad SAW. Setiap tuan rumah yang terpilih, mesti mengundang orang-orang di lingkungannya masing-masing.
Undangan pun mulai berkumpul masing-masih di 9 buah rumah ahlul bait, biasanya mereka diberikan hidangan pembuka seperi susu, roti, kue basah dan ketika semuanya sudah siap maka mulailah mereka para pelantun Maulid Habsy melakukan tugas memeriahkan suasana rumah ahlul bait dengan melantunan syair syair indah yang di iringi tabuhan khas yang beriringan.
Sekitar pukul 10 pagi semuanya selesai dengan di akhiri doa dan ditutup dengan hidangan khas gambut.
Kemudaian para undangan kembali bersiap-siap menuju Masjid besar Mujahidin Gambut, guna berkumpul dengan para undangan lainnya yang juga telah selesai melakukan tugasnya di rumah ahlul bait masing-masing.
Di masjid ini kembali mereka semua memeriahkan suasana hari besar kelahiran junjungan nabi besar Muhammad SAW dengen melantunkan syair-sayair Mulidul Barjanzi. Tampak para ulama, tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan berkumpul bersemangat mengumandangkan shalawat kepada jumjungan nabi besar Muhammad SAW. Sebuah pemandangan yang mungkin sudah jarang ditemukan di tengah krisis nilai yang sudah melanda negeri ini.
Setelah selesai melantunkan syair-syair maulidul barjanzi kembali mereka diberikan siraman rohani oleh ulama dan di ingatkan kembali tentang kelahiran nabi Muhammad di di Mekkah pada bulan Raibu’ul awal tahun gajah serta kewajiban Ummat beliau untuk menjalankan perintah Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunat.
Selesai shalat dzuhur berjamaah, para undagan mulai berbondong lagi kembali ketempat ahlul bait masing-masing. Di rumah ini kembali mereka disajikan hidangan makan siang dan porsinya lebih berat dan berisi.
Mudah-mudahan tradisi ini akan tetap terus berjalan, dan bisa menjadi sebuah tradisi yang menyatukan masyarakat gambut khususnya.
Senin, 09 Maret 2009
Ba Mulud di Gambut
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penceramah ok...he...he...he...jadi betah dach mendengar pencerahan dari pak ustad...
salam hangat dari ayah
heeehhh, aminn mudahan kita selalu mengenang Baginda Rasul. bdw, kmrin aku ikut yang di rantau....
persis sama kayak dibarabai juga ya....om...
==> @ayah: bila betah tu antara dua, menyimak, atau tertidur zzzzz :$
==> @cacabi : weh anak rantau kah pian :x
==> @rezaldo : yup sama karena orang gambut emang banyak turunan orang hulusungai juga.
bujug dahhhhhh.... urang rantau jarr,...
banjar aja...
heheheh... bdw, icon nya kenapa tuh mata nya bintitan kah ada love2 nya...
wekekekek
met bamaulid tan za nah...:D
pasti z udin kada makan dirumah mulai s'isukan?m'hadang nasi mulud jae..he..
ma ae rame na....pasti byk makan na na....hihihiiii
tapai pank bnyak lah??
@cacabi: tu matanya kalilipan duit
@dillah : ditunggu sumbangannya
@ Yati : okam pang kada bamasak di rumah
@ vian: kada banyak, cuma dua rangsang nasi. tapai pasti buanyak gt loh